Bahan untuk membuat keramba dapat berupa bambu bilah, kayu, atau kawat peternak ikan umumnya menggunakan bambu sebagai kerangka pembuatan keramba dengan ukuran yang bermacam-macam (bervariasi) banyak keuntungan yang di dapat jika ikan patin di budidaya di keramba. pada pembesaran model ini ikan patin dapat merasakan hidup seperti di habitat aslinya (alami) meskipun tidak mutlak sama dengan demikian aktivitasnya tidak terlambat. keuntungan lain pembesaran ikan patin di keramba adalah sebagai berikut :
Ikan patin yang di besarkan di keramba akan terhindar dari gangguan hama
maupun ganguan lainya yang sering menimbulkan kerugian dalam kegiatan
usaha.
Pengawasan terhadap pertumbuhan ikan dan dan kesehatan ikan dapat dilakukan dengan mudah sehingga setiap di temukan gejala yang tidak menguntungkan dapat segera di tanggulangi.
Kebutuhan oksigen dapat terpenuhi bagi ikan karena pergantian air terjadi setiap saat dengan demikian laju pertumbuhan dan kesehatan ikan dapat mencapai optimal. Sisa makan dan kotoran hasil dari aktivitas dapat segera hanyut terbawa aliran air sehingga tidak menimbulkan penyakit dan kekhawatiran terhadap tingginya kadar amoniak maupun zat racun lainya yang akan menghambat lajupertumbuhan. pemanenan ikan dapat di lakukan dengan mudah sehingga menghe,at waktu dan tenaga.
Pengawasan terhadap pertumbuhan ikan dan dan kesehatan ikan dapat dilakukan dengan mudah sehingga setiap di temukan gejala yang tidak menguntungkan dapat segera di tanggulangi.
Kebutuhan oksigen dapat terpenuhi bagi ikan karena pergantian air terjadi setiap saat dengan demikian laju pertumbuhan dan kesehatan ikan dapat mencapai optimal. Sisa makan dan kotoran hasil dari aktivitas dapat segera hanyut terbawa aliran air sehingga tidak menimbulkan penyakit dan kekhawatiran terhadap tingginya kadar amoniak maupun zat racun lainya yang akan menghambat lajupertumbuhan. pemanenan ikan dapat di lakukan dengan mudah sehingga menghe,at waktu dan tenaga.
A. Pemilihan Lokasi
Selain ditempatkan di sungai, keramba juga dapat di tempatkan di danau
atau waduk berdasarkan letaknya di dalam perairan (sugai, waduk, dan
danau) keramba menjadi tiga jenis yaitu keramba yang di letakan di dasar
perairan, keramba yang diletakan di bawah permukaan air, dan keramba
yang diletakan diatas permukaan air.
1. Keramba di Dasar Peraiiran
Dalam prakteknya keramba di dasar perairan ini di bagi menjadi dua jenis
yaitu keramba yang di letakan di dasar perairan dan keramba yang di
tanam di dasar perairan keramba di dasar perairan ini umumnya di gunakan
di daerah perairan yang sempit dan tidak terlalu dalam seperti pada
sungai-sungai kecil atau saluran yang lebarnya tidak lebih dari dua
meter.
Keramba ini lebih cocok di letakan di sungai yang aliranya deras sehingga tadak mudah terbawa arus air bila dasar perairanya keras pembangunan keramba tidak perlu di bangun dasar keramba lagi karena dasar tersebut dapat di jadikan alas.
Keramba ini lebih cocok di letakan di sungai yang aliranya deras sehingga tadak mudah terbawa arus air bila dasar perairanya keras pembangunan keramba tidak perlu di bangun dasar keramba lagi karena dasar tersebut dapat di jadikan alas.
Keramba tipe ini di bangun dengan cara menanamkan ujung-ujung kerangka
keramba kedasar perairan maupun ketebing sungai matau saluran air.
Oleh karena itu perlu di perhatikan bahwa ukuran kerangka keramba yang di buat harus lebih besar misalnya, ukuran keramba yang di inginkan adalah 3 m x 2 m x 1 m maka kerangka keambanya harus mempunyai ukuran 3 m x 2,40 m x 1,2. kerangka keramba yang tertanam di dalam adalah sepanjang 20 cm bidang permukaan keramba sebelah atas di usahakan berada 20 cm di bawah permukaan air untuk keramba yang seluruhnya di tanam di dasar perairan lebih tepat di gunakan pada sungai-sungai atau saluran air yang dangkal dengan dasar yang keras.
Bagi lingkungan sekitar penempatan keramba dengan cara di tanam secara keseluruhan sangat menguntungkan karena tidak mengganggu aliran air dan tidak menyebabkan terjaringanya samapah yang terbawa arus air.
Oleh karena itu perlu di perhatikan bahwa ukuran kerangka keramba yang di buat harus lebih besar misalnya, ukuran keramba yang di inginkan adalah 3 m x 2 m x 1 m maka kerangka keambanya harus mempunyai ukuran 3 m x 2,40 m x 1,2. kerangka keramba yang tertanam di dalam adalah sepanjang 20 cm bidang permukaan keramba sebelah atas di usahakan berada 20 cm di bawah permukaan air untuk keramba yang seluruhnya di tanam di dasar perairan lebih tepat di gunakan pada sungai-sungai atau saluran air yang dangkal dengan dasar yang keras.
Bagi lingkungan sekitar penempatan keramba dengan cara di tanam secara keseluruhan sangat menguntungkan karena tidak mengganggu aliran air dan tidak menyebabkan terjaringanya samapah yang terbawa arus air.
2. Keramba di Bawah Permukaan Air
Keramba di bawah permukaan air sedikit berbeda dengan keramba yang di
letakan di dasar perairan bagian atas keramba di bawah permukaan air
tidak menonjol apalagi nongol ke permukaan air sebaliknya, bagian dasar
tidak di tanam seperti keramba di dasar perairan keramba jenis ini lebih
cocok di letakan di perairan yang agak dalam tetapi tidak bisa di
letakan di perairan yang dasar sekali karena perairan yang seperti ini
miskin oksigen agar lebih aman posisi di usahakan tetap berada 20 cm di
bawah permukaan air.
Untuk memperhatikan posisi keramba agar tetap berada 20 cm di bawah
permukaan air (tidak mengapung ke bagian atas) pada badan keramba perlu
di tambahkan pemberat seperi batu, besi atau bahan lain yang mempunyai
berat yang cukup. kalau arus perairan tersebut agak deras (misalnya di
sungai) maka pada setiap sudut keramba di lengkapi dengan jangkar. hal
ini untuk menjaga agar kekramba tidak hanyut cara lainya adalah
mengikatkan keramba itu pada sebatang pohon yang kuat.
3. Keramba Pada Permukaan Air
Keramba yang mengambang di permukaan air terutama di gunakan di danau
atau waduk yang berair dalam perbedaan yang mencolok terletak pada
posisi keramba terhadap permukaan air yaitu sepertiga bagian atasnya
berada di atas permukaan air sedangkan dua pertiga lainya di dalam air.
Keramba jenis ini juga di lengkapai dengan pemberat dari batu atau besi
jumblah pemberat itu harus di atur agar sepertiga bidang permukaan
bagian atas dari keramba dapat timbul di permukaan air bila pemberat
terlalu berat maka keramba akan tertarik kebawah hal ini tidak
berpengaruh negatif namun sebaliknya bila pemberat itu terlalu ringan
maka bagian yang muncul ke permukaan semakin tinggi keadaan seperti ini
berbahaya bagi keselamatan ikan.
Keramba yang mengambang di permukaan air ini juga mempunyai resiko
apabila keramba di letakan di sungi yang arusnya agak deras maka di
khawatirkan akan terkena hantaman benda-benda yang hanyut bersama arus
akibatnya ketenangan ikan akan terganggu dan dinding kerambapun cepat
rusak. Untuk mennnghindari hal ini keramba pada permukaan air sebaiknya
di letakan di perairan yang relatif tanang dan bebas dari benturan benda
yang terbawa arus air.
Agar keramba tidak mudah hanyut terbawa arus maka pada setiap sudut
keramba perlu di ikatkan jangkar. lebih aman lagi bila keramba itu di
ikatkan di pohon atau di buatkan semacam tambatan.
B. Penebaran Benih
Ada peritmbangan khusus mengenai ukuran, berat, dan jumlah benih ikan
patin yang akan di tebarkan di keramba. pertimbangan yang paling utama
tergantung pada arus air tempat keramba di letakan dan juga bahan
keramba yang di gunakan.
Faktor arus air akan menghambat gerakan ikan patin di dalam keramba
sedangkan bahan keramba perlu di tingkatkan agar benih tidak mudah
lolos.
Oleh karena itu beneih patin yang di tebarkan di keramba harus berukuran relatif besar supaya kuat melawan arus dan tidak mudah meloloskan diri. Secara umum berat awal individu yang akan di tebarkan di keramba lebih dari 50g.
Hingga kini belum ada literatur yang menyebutkan angka pasti untuk kepadatan penebaran ikan patin di keramba masih beradasarkan perkiraan.
Oleh karena itu beneih patin yang di tebarkan di keramba harus berukuran relatif besar supaya kuat melawan arus dan tidak mudah meloloskan diri. Secara umum berat awal individu yang akan di tebarkan di keramba lebih dari 50g.
Hingga kini belum ada literatur yang menyebutkan angka pasti untuk kepadatan penebaran ikan patin di keramba masih beradasarkan perkiraan.
Kepadatan penebaran secara umum di keramba di tentukan oleh tingkat
intensitas usaha. apabila ikan dalam intensitas usaha. apabila ikan di
usahakan dalam intensitas penuh dengan lama pemeliharaan satu tahun maka
kepadatan penebaran sekitar 5 Kg / M2 Total produksi setelah masa
pemeliharaan satu tahun di tarrgetkan mencapai 50-60 Kg / M2 hal ini
berlaku untuk semua jenis ikan.
Penetuan ukuran benih yang di tebarkan tergantung pada lama waktu yang
di rencanakan semakin besar ukuran benih patin yang disebarkan maka
waktu pemeliharaan semakin singkat. perlu di ingat penebaran benih patin
yang berukuran kecil kurang mampu mempertahan kan hidupnya di aliran
air yang deras.
Sebagai aturan yang yang di anjurkan dan baik ukuran bibit yang di
tebarkan dalam keramba bagusnya memiliki ukuran yang sama (seragam)
sehingga kemampuanya untuk mencari makanan akan merata sama. dengan
demikian pertumbuhan ikanpun akan cenderung serentak besar.
C. Pemberian Pakan dan Pakan Tambahan
Salah satu faktor utama yang menetukan keberhasilan budidaya ikan patin
dalam keramba adalah pakan yang memadai kebutuhan nutrisi ikan patin
selama masa budidaya berlangsung pada pemeliharaan sistem keramba.
secara alami makanan ikan dapat di peroleh dari aliran air yang
mengandung mikro organisme, kutu air lumut dan ganggang. dengan demikian
untuk memacu pertumbuhan patin tidak bisa hanya mengandalkan pakan
alami saja untuk itu ikan perlu di berikan pakan tambahan pelet.
Pelet untuk ikan patin yang di pelihara di keramba adalah pelet yang mengandung protein 25-30% rasuman pelet yang di berikan sebanyak 2-3 % dari total berat ikan perhari setiap dua minggu atau paling lama ssetiap satu bulan bobot ikan patin di timbang kembali untuk menyesuaikan jumlah pakanya.
Agar lebih aman dan tidak stress penimbangan di lakukan dengan cara pengambilan sampel ikan sebanyak 10 - 25 % saja hasil penimbangan ikan sampel merupakan tolak ukur untuk pemberian pakan berat rata-rata setiap harinya.
Hasil kali berat rata-rata dan jumlah individu ikan akan di peroleh berat total ikan di dalam keramba. penebaran pakan di lakukan secara sedikit demi sedikit agar pakan tidak banyak yang hanyut terrbuang.
jatah pakan di berikan 3-4 kali dalam sehari, di mulai pagi, siang, sore dan malam hari. pada malam hari pemberian pakan di bedakan sedikit lebih banyak dari yang lain.
Pelet untuk ikan patin yang di pelihara di keramba adalah pelet yang mengandung protein 25-30% rasuman pelet yang di berikan sebanyak 2-3 % dari total berat ikan perhari setiap dua minggu atau paling lama ssetiap satu bulan bobot ikan patin di timbang kembali untuk menyesuaikan jumlah pakanya.
Agar lebih aman dan tidak stress penimbangan di lakukan dengan cara pengambilan sampel ikan sebanyak 10 - 25 % saja hasil penimbangan ikan sampel merupakan tolak ukur untuk pemberian pakan berat rata-rata setiap harinya.
Hasil kali berat rata-rata dan jumlah individu ikan akan di peroleh berat total ikan di dalam keramba. penebaran pakan di lakukan secara sedikit demi sedikit agar pakan tidak banyak yang hanyut terrbuang.
jatah pakan di berikan 3-4 kali dalam sehari, di mulai pagi, siang, sore dan malam hari. pada malam hari pemberian pakan di bedakan sedikit lebih banyak dari yang lain.
D. Pengontrolan
Patin yang dipelihara di karamba relatif aman. walau seperti itu
tindakan pengontrolan tidak boleh ditinggalkan tetap harus ada langkah
pengontrolan, terutama untuk karamba yang berada pada perairan berarus
deras atau perairan yang banyak bahan hanyutan. Pengontrolan karamba di
perairan berarus deras Iebih ditekankan pada upaya pencegahan agar
karamba tidak terbawa arus.
Oleh karena itu, tambatan (ikatan) karamba perlu diamati, barangkali perlu diperbaiki atau diperkuat ikatannya.
Apabila perairan itu mengandung banyak bahan-bahan hanyutan maka perlu dibersihkan sesering mungkin. Karena Sampah yang menutupi sisi jari-jari karamba ini akan mengurangi banyaknya volume air yang masuk ke dalam karamba sehingga sirkulasi air akan terlambat yang dapat memicu laju pertumbuhan ikan patin.
Karena berada di dalam sungai yang mengali kemungkinan terjadi endapan pasir atau lumpur di karamba bisa terjadi.
Secara berkala, endapan ini diangkat, terutama setelah hujan deras atau banjir. Apabila bahan karamba terbuat dari bilah bambu atau papan maka dinding bagian dalam tidak perlu dibersihkan karena organisme yang turrrbuh menempel merupakan pakan yang baik bagi ikan patin. Salah satu upaya untuk menghindari banyaknya endapan lumpur atau pasir di dalam karamba, sebaiknya karamba diletakkan di sungai dengan pola zig zag.
Oleh karena itu, tambatan (ikatan) karamba perlu diamati, barangkali perlu diperbaiki atau diperkuat ikatannya.
Apabila perairan itu mengandung banyak bahan-bahan hanyutan maka perlu dibersihkan sesering mungkin. Karena Sampah yang menutupi sisi jari-jari karamba ini akan mengurangi banyaknya volume air yang masuk ke dalam karamba sehingga sirkulasi air akan terlambat yang dapat memicu laju pertumbuhan ikan patin.
Karena berada di dalam sungai yang mengali kemungkinan terjadi endapan pasir atau lumpur di karamba bisa terjadi.
Secara berkala, endapan ini diangkat, terutama setelah hujan deras atau banjir. Apabila bahan karamba terbuat dari bilah bambu atau papan maka dinding bagian dalam tidak perlu dibersihkan karena organisme yang turrrbuh menempel merupakan pakan yang baik bagi ikan patin. Salah satu upaya untuk menghindari banyaknya endapan lumpur atau pasir di dalam karamba, sebaiknya karamba diletakkan di sungai dengan pola zig zag.
lkan patin yang dibesarkan di karamba sebaiknya tidak terlalu sering
ditangguk (ditangkap dengan serok). Penangkapan ikan di karamba hanya
boleh dilakukan pada saat melakukan sampling berat untuk menentukan
jumlah pakan yang akan diberikan. Biia terlalu sering ditangkap,
dikhawatirkan ikan patin akan stres dan selanjutnya mempengaruhi Iaju
pertumbuhannya.
E. Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan menggunakan serok jaring atau bisa juga dengan cara menangkap langsung dengan tangan. Namun, cara panen dengan penangkapan ikan secara langsung tidak disarankan karena akan mengakibatkan tangan terluka.
Pemanenan ikan patin dapat di mulai melalui jalan pintu pemanenan yang terletak di bagian tengah atasvpermukaan karamba. Pada jenis karamba di bawah maupun karamba di permukaan air, pemanenan ikan dapat dilakukan setelah karamba tersebut ditarik ke tepi perairan.
Ikan hasil dapat segera di letakan dalam jaring yang sudah di sediakan di lokasi air yang mengalir untuk mengurangi terjadinya ikan stetres. jika kondisi ikan sudah tidak brutal Iagi, ikan patin hasil panenan tersebut segera dipasarkan.